Rabu, 08 April 2009

PEMILU 2009

Saat ini warga negara Indonesia, seharusnya semua yang sudah masuk dalam kategori dewasa, sekali lagi seharusnya, semestinya dan seyogyanya, saat ini dalam kondisi menanti, tidak sabar dan senang menghadapi pemilu besok, 9 April 2009. Seharusnya dan semestinya, kita semua persis seperti rakyat Amerika nun dibelahan dunia sana, tahun lalu berbondong-bondong, sejak pagi, rela mengantri dalam udara yang sangat dingin, untuk memberikan suaranya memilih sang wakil rakyat, partai pujaan hati – harapan bangsa, dan ujungnya adalah pemimpin bangsa yang terpilih dan terbaik diantara ratusan juta rakyat Amerika disana.

Seharusnya, semestinya dan seyogyanya kita semua juga begitu, mengutip iklan salah satu partai yang tidak saya pilih, tapi iklannya cukup baik, diiklankan dan disampaikan dengan baik oleh seorang selebirtas berwajah manis bahwa nasib bangsa ini berada ditangan kita. Seharusnya, semestinya dan seyogyanya kita juga rela berbondong-bondong pergi menuju tempat pemilihan suara, dengan hati yang mantap, yakin dan pasti, walaupun kita tahu bahwa harapan kita itu belum tentu terwujud, saat mencontreng partai harapan atau lebih fokus lagi saat mencontreng nama wakil rakyat yang kita harapkan dapat mewujudkan kembali Nusantara Jaya!

Empat puluh partai, sepuluh kali empat sama dengan empat puluh, coba kita bayangkan bersama, empat puluh partai dengan sederet nama wakil rakyat, yang, mohon maaf, sembilan pulun persen lebih pastinya kita tidak mengenal mereka, yang, mohon maaf, sembilan puluh persen lebih pastinya kita tidak mengetahu visi dan misi mereka, tidak mengetahui tujuan akhir mereka, tidak mengetahui alasan mereka begitu ngotot, bersikeras ingin menjadi wakil rakyat, yang, mohon maaf, kita tidak pernah tahu apakah mereka memiliki kapabilatas yang sesungguhnya diperlukan sebagai wakil rakyat, baik kelas daerah maupun kelas pusat, untuk bekerja keras mengangat seluruh sektor yang terpuruk dinegeri ini untuk kembali berkibar seperti sekian ratus tahun yang lalu saat Nusantra Jaya menjadi salah satu negeri yang disegani seantero jagad, kaya dan makmur bagi rakyatnya saat itu.

Kita, masyarakat umum, rakyat jelata yang terdiri dari sekian lapis, mulai dari lapis terbawah sampai dengan lapis yang tidak lagi menganggap bahwa uang adalah suatu objek alias uang mereka tidak berseri, apapun dan dimanapun lapisannya, secuek apapun, seegois apapun, seindividualis apapun, seguyub apapun, sekompak apapun, pastinya, kalau masih dalam batas kategori normal, dan mau sedikit jujur minimal kepada diri sendiri, pastilah memiliki harapan dan impian yang sama atas sebuah negara yang kita diami, kita hirup udaranya, kita konsumsi hasil buminya, kita injak tanah datarnya, bahwa negara yang aman, rendah tingkat kriminalitasnya, makmur, rendah tingkat kemiskinannya, maju, rendah tingkat buta ilmu pengetahuannya, damai, rendah tingkat intimidasinya, adil, rendah tingkat ketidak puasan masyarakat kepada penguasa, adalah negara yang kita impikan bersama dan menjadi tujuan akhir dalam sebuah realita bernegara dan bermasyarakat.

Jangan lupa, menurut berita dalam babad sejarah dimana-mana, Nusantara Jaya memang pernah terjadi, jadi ini bukanlah angin surga atau impian belaka. Kerja keras penguasa dalam mewujudkan semua ini, dengan bantuan masyarakat pastilah dapat terealisir. Mungkinkah? Mungkin!

Masalahnya, nah ini dia, apa iya orang yang kita pilih atau partai yang kita pilih adalah mereka yang tepat untuk mewujudkan semua itu, lebih dalam lagi, apa iya, besok presiden yang kita pilih adalah dia yang tepat untuk mengawal dan memimpin seluruh lapisan dan elemen bangsa dalam mewujudkan Nusantara Jaya!

Dengan segala kesedihan, ketidakpastian dan kegamangan, terus terang, saya yakin seratus persen bahwa saya tidak yakin kalau kita telah memilih wakil yang tepat, partai yang tepat dan presiden yang tepat, lho....kok....???

Untuk saya, sekian ratus orang yang telah menjadi wakil kita di Senayan toh tidak berbuat banyak kalau tidak mau disebut belum berbuat sesuatu yang signifikan, untuk saya, sekian puluh orang yang memimpin departement toh belum berbuat banyak kalau tidak mau disebut belum berbuat sesuatu yang besar untuk rakyat dan untuk saya, satu orang yang memimpin bangsa ini toh masih sama dengan pemimpin-pemimpin kita yang terdahulu, gitu-gitu aja, tidak lebih, tidak juga kurang, standar, kalau dirapor nilainya 6 kalau dikuliah nilainya c, yang sedang-sedang saja.... Kasihan deh kita...!!!

Tapi itulah hukum alam, itulah faktanya, itulah kondisi yang harus kita terima dan kita alami. Kalau kita ingin mewujudkan Nusantara Jaya, ya kita, masyarakat umum rakyat jelata inilah yang harus berbuat, jangan diam saja, jangan hanya bisa bicara, mengeluh, marah-marah dan berdemo. Gak usum, mengutip kalimat yang sering diucapkan oleh mbok Kasiani, cleaning service dikantor.

Berbuat apa? Bagaimana? seperti apa? dan dimana? Mudah: ikut pemilu, mencontreng, dengan baik dan benar di TPS, gampang kan? Yakinlah, seperti kata sang selebirtas ditelevisi selama masa kampanye kemarin, masa depan bangsa ini ada ditangan kita, JANGAN golput! Mungkin atau tepatnya lagi hampir dapat dipastikan bahwa dia yang kita pilih belum tentu dapat mewujudkan apa yang kita inginkan, dia yang kita pilih mungkin justru akan mengecewakan kita, dia yang kita pilih bahkan mungkin tidak terpilih untuk menjadi wakil kita disana.

Yang penting, proses hukum alam ini sudah kita lakukan, kita telah berbuat untuk, sejak saat ini, ikut serta melakukan sistem seleksi alam, secara berkala, membutuhkan sekian kali pemilu dikemudian hari, memerlukan sekian puluh tahun untuk pada akhirnya, kita mendapatkan wakil yang tepat tanpa harus bingung memilih dari sekian banyak partai, kita mendapatkan pemimpin yang tepat untuk membangun dan memimpin bangsa ini mewujudkan impiannya, kebali menjadi Nusantara Jaya dengan nama yang pasti, NKRI Jaya!

Jadi, kalau kita tidak mengenal dia yang kita pilih untuk menjadi wakil kita disana nanti, tidak yakin dengan dia yang kita pilih untuk menjadi sinomor satu yang tertinggi dalam bangsa ini, tidak masalah, no problemos domestos no mos (maaf, agak kurang inovatif, nyontek iklan lagi). Bukankah durian manis berbiji kecil berdaging tebalpun membutuhkan waktu bertahun-tahun sejak kita tanam bijinya, sampai akhirnya dapat kita nikmati rasa legitnya, apalagi NKRI Jaya, pasti lebih lama dari sekedar buah durian maknyus itu....

Selamat memilih, yakinkan diri untu tidak mencoblos tapi menyontreng, tidak yakin akan pilihan kita tidak masalah, yang penting bukan asal-asalan dan suara kita telah kita pergunakan dengan baik dan benar, proses seleksi alam tengah kita lakukan..., hidup NKRI (Jaya)!....